Pages

Wednesday, October 31, 2007

Wahai Para Suami, Singsingkanlah Lengan Bajumu

Wahai Para Suami, Singsingkanlah Lengan Bajumu
Oleh: HP

Bulan Ramadhan berarti pula bulan penuh kesibukan bagi para ibu. Mereka harus bangun di pagi-pagi buta untuk menyiapkan makan sahur bagi keluarganya. Sementara kaum suami biasanya masih terlelap pulas dalam tidurnya dan menunggu sampai makan sahur telah tersedia untuk dibangunkan.

Pemandangan seperti ini mewarnai kehidupan mayoritas keluarga muslim setiap tahunnya. Para ayah bisa dengan tenang berkonsentrasi dengan ibadahnya atau bahkan cuma bermalas-malasan sementara kaum ibu sibuk membereskan pekerjaan rumah tangga.

Ada pandangan yang menghinggapi sebagian besar kaum muslimin yang menganggap bahwa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan kaum ibu/istri sementara laki-laki hanya mencari nafkah dan tidak perlu repot-repot membantu.

Dan terciptalah kaum suami yang menganggap dirinya sebagai boss bukan pemimpin. Mereka menginginkan untuk selalu dilayani oleh istrinya bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan remeh sekalipun seperti mencari kaus kaki atau membuat kopi yang sebetulnya tidak terlalu berat untuk dikerjakan sendiri.

Imam Nawawi dalam Syarahnya mennyatakan bahwa istri yang melayani suaminya seperti membuat roti, mencuci pakaian dsb merupakan sumbangan dan kebaikan istri terhadap suaminya akan tetapi tidak wajib untuk dilakukan, bila misalnya ia tidak mau melaksanakannya maka ia tidak berdosa.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, ketika Aisyah r.a ditanya apa yang dilakukan Rasulullah s.a.w di rumahnya, ia menjawab "Beliau adalah seorang manusia biasa, membersihkan pakaiannya, memerah susu kambingnya dan melayani dirinya", dalam hadis yang lain disebutkan "Beliau biasa menjahit pakaiannya, menjahit sandalnya, dan mengerjakan apa yang dikerjakan kaum laki-laki di rumah"

Dalam sebuah riwayat lain Umar pernah ditanya seseorang kenapa ia diam saja ketika dimarahi istrinya, Umar bin Khatab menjawab "Terus terang saja tidak ada orang yang paling saya segani di dunia ini selain ibu anak-anak saya. Itu karena saya merasa terlalu banyak berhutang budi kepadanya, menyusui dan merawat anak-anak saya, memasakkan, mencuci pakaian dsb yang sebenarnya bukan merupakan kewajibannya, Bagaimana saya bisa marah kepada orang yang telah banyak berbuat baik pada saya"

Karena itulah sungguh bukan seorang suami teladan apabila ia bertindak dan berbuat seolah-olah ia adalah boss yang harus selalu dilayani oleh istrinya. Karena pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan oleh istri sesungguhnya bukanlah merupakan kewajibannya melainkan amal dan bukti kasihnya terhadap suaminya, karena itulah sudah sewajarnya lah apabila suami juga membalas kebaikan itu dengan kebaikan pula. Tidak ada salahnya bila suami juga sekali kali turun ke dapur bahkan secara rutin mengerjakan beberapa tugas rumah tangga untuk meringankan beban istrinya. Prinsip utama hubungan suami-istri dalam Islam adalah berbasis pada hubungan kemitraan yang saling tolong menolong, bukan hubungan antara boss dengan bawahannya.

Rasulullah pernah bersabda "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik pada istrinya", jadi momen bulan Ramadhan haruslah pula dimamfaatkan para suami untuk memulai untuk membalas perbuatan baik yang telah dilakukan oleh istrinya selama ini, mulailah mengerjakan apa-apa yang bisa dikerjakan sendiri, jangan terlalu membebani istri dengan pekerjaan yang berat, karena istri andapun punya hak untuk beristirahat ataupun berkonsentrasi mengerjakan amal ibadah di bulan Ramadhan.[]