Pages

Friday, April 20, 2007

8 ETOS PENDONGKRAK GAIRAH KERJA!

Hidup hanya menyediakan dua pilihan:

mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel.
Punya masalah dengan semangat kerja? Jangan gundah gulana, Anda tidak sendirian. Banyak orang lain yangpunya problem serupa. Namun, bukan tidak ada solusinya!

Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya melorot. “Itu lumrah,” kata Jansen Sinamo, ahli pengembangan sumber daya manusia dari Institut Darma Mahardika, Jakarta . Meski lumrah, “impotensi” kerja harus diobati.

Cara terbaik untuk mengatasinya, menurut Jansen, dengan langsung membenahi pangkal masalahnya, yaitu motivasi kerja. Itulah akar yang membentuk etos kerja. Secara sistematis, Jansen memetakan motivasi kerjadalam konsep yang ia sebut sebagai “Delapan Etos Kerja Profesional”. Sejak 1999, ia aktif mengkampanyekan gagasan itu lewat berbagai pelatihan yang ia lakukan.

Etos pertama: kerja adalah rahmat.

Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari ALLAH. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, setiap tanggal mudakita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak temandan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerahyang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan.

Etos kedua: kerja adalah amanah.

Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerim aamanah dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

Etos ketiga: kerja adalah panggilan.

Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membelakaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untukmenyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucapp ada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kitakurang baik mutunya.

Etos keempat: kerja adalah aktualisasi.

Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembang kan potensi diri dan membuatkita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpapekenjaan.Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja,misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa pede ketika berjumpa koleganya. “Perkenalkan, namasaya Miftah, dari Bank Kemilau.” Keren ‘ kan ?

Etos kelima: kerja itu ibadah.

Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata. Jansen mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno seperti ini:Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir sebuah puncak tiang yang tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat dilihat langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang. Orang-orang pun bertanya, buat apa bersusah payah membuat ukiran indah di tempat yang tak terlihat? Iamenjawab, “Manusia memang tak bisa menikmatmnya. Tapi ALLAH bisa melihatnya.” Motivasi kerjanya telahberubah menjadi motivasi transendental.


Etos keenam: kerja adalah seni.

Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kitabekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi. Jansen mencontohkan Edward V Appleton, seorangfisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains palingbegengsi itu adalah karena dia bisa menikmati pekerjaannya.“Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di laboratorium yang sepi,” katanya.Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus-rumus fisika yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.

Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.

Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik,maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.Jansen mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja(menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas. Baginya, menulis merupakan sebuahkehormatan. Hasilnya, kita sudah mafhum. Semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.

Etos kedelapan: kerja adalah pelayanan.

Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagaipengabdian kepada sesama.Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua sebatang kara karena ditinggal mati oleh istri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi. Sambilmenggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya. Tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuahwarisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km! Sungai-sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur. Semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal.Di Indonesia semangat kerja serupa bisa kita jumpai pada Mak Eroh yang membelah bukit untuk mengalirkanair ke sawah-sawah di desanya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Juga pada diri almarhum Munir, aktivis Kontrasyang giat membela kepentingan orang-orang yang teraniaya.“Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan dilengkapi keinginan untuk berbuat baik,” kata Jansen.Dalam bukunya Ethos21, ia menyebut dengan istilah rahmatan lii alamin (rahmat bagi sesama).Pilih cinta atau kecewa

* Menurut Jansen, kedelapan etos kerja yang ia gagas itu bersumber pada kecerdasan emosional spiritual. Iamenjamin, semua konsep etos itu bisa diterapkan di semua pekerjaan.“Asalkan pekerjaan yang halal,” katanya. “Umumnya, orang bekerja itu ‘ kan hanya untuk nyari gaji.

Padahal pekerjaan itu punya banyak sisi,” katanya.Kerja bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga mencari makna. Rata-rata kita menghabiskan waktu 30 -40 tahun untuk bekerja. Setelah itu pensiun, lalu manula, dan pulang ke haribaan ALLAH. “Manusia itumakhluk pencari makna. Kita harus berpikir, untuk apa menghabiskan waktu 40 tahun bekerja. Itu ‘ kan waktuyang sangat lama,” tambahnya.Ada dua aturan sederhana supaya kita bisa antusias pada pekerjaan.

Pertama, mencari pekerjaan yang sesuaidengan minat dan bakat. Dengan begitu, bekerja akan terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan.Jika aturan pertama tidak bisa kita dapatkan, gunakan aturan kedua: kita harus belajar mencintai pekerjaan.Kadang kita belum bisa mencintai pekerjaan karena belum mendalaminya dengan benar. “Kita harus belajarmencintai yang kita punyai dengan segala kekurangannya,” kata sarjana Fisika ITB yang lebihsuka dengan dunia pelatihan sumber daya manusia ini.Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel. Jansen mengutip filsuf Jerman, Johann Wolfgang von Goethe, “It’s not doing the thing we like, but liking the thing we have to do that makes life happy.”“Dalam hidup, kadang kita memang harus melakukan banyak hal yang tidak kita sukai. Tapi kita tidakpunya pilihan lain. Tidak mungkin kita mau enaknya saja. Kalau suka makan ikan, kita harus mau ketemuduri,” ujar pria yang kerap disebut sebagai Guru Etos ini.

Dalam dunia kerja, duri bisa tampil dalam berbagai macam bentuk. Gaji yang kecil, teman kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang kurang empatik, dan masih banyak lagi. Namun, justru dari sini kita akan ditempat untuk menjadi lebih berdaya tahan.Bukan gila kerja

* Dalam urusan etos kerja, bang sa Indonesia sejak dulu dikenal memiliki etos kerja yang kurang baik. Di jaman kolonial, orang-orang Belanda sampai menyebut kita dengan sebutan yang mengejek, in lander pemalas.
Ini berbeda dengan, misalnya, etos Samurai yang dimiliki bang sa Jepang. Mereka terkenal sebagai bang sapekerja keras dan ulet.Namun, Jansen menegaskan, pekerja keras sama sekali berbeda dengan workaholic. Pekerja keras bisamembatasi diri, dan tahu kapan saatnya menyediakan waktu untuk urusan di luar kerja.

Sementara seorang workaholic tidak. Dalam pandangan Jansen, kondisi kerja yang menyenangkan adalah kerja bareng semuapihak. Bukan hanya bawahan, tapi juga atasan. Sering seorang atasan mengharapkan bawahannya bekerja keras, sementara ia sendiri secara tidak sengajamelakukan sesuatu yang melunturkan semangat kerja bawahan. Jansen memberi contoh, atasan yang mengritikmelulu jika bawahan berbuat keliru, tapi tak pernah memujinya jika ia menunjukkan prestasi.

Secara manusiawi hal itu akan menyebabkan bawahan kehilangan semangat bekerja. Buat apa bekerja keras,toh hasil kerjanya tak akan dihargai. Ingat, pada dasarnya manusia menyukai reward.Konosuke Matsushita, pendiri perusahaan Matsushita Electric Industrial (MET) punya teladan yang bagus.Pada zaman resesi dunia tahun 1929-an, pertumbuhan ekonomi Jepang anjiok tajam. Banyak perusahaan mem-PHKkaryawan. MEI pun terpaksa memangkas produksi hingga separuhnya. Namun, Matsushita menjamin tak ada satu karyawan pun yang bakal terkena PHK.

Sebagai gantinya, ia mengajak semua karyawan bekerja keras. Karyawan-karyawan bagian produksi dilatih untuk menjual. Hasilnya benar-benar ruarrr biasa. Mereka bisa berubah menjadi tenaga marketing andal, yangmembuat Matsushita menjadi salah satu perusahaan terkuat di Jepang.

Wednesday, April 18, 2007

IBU...CERITAKAN AKU TENTANG LAKI-LAKI SEJATI...

Seorang remaja putri bertanya pada ibunya:
Ibu,ceritakan padaku tentang LAKI-LAKI sejati...

Sang Ibu tersenyum dan menjawab...LAKI-LAKI Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar,tetapi dari kasih sayangnya pada orangdi sekitarnya.. ..

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran... ..

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat bekerja,tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,tetapi dari hati yang ada dibalik itu...

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya perempuan yang memuja,tetapi komitmennya terhadap perempuan yang dicintainya. ..

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan,tetapi dari tabahnya dia mengahadapi lika-liku kehidupan...

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran,tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.......

setelah itu, ia kembali bertanya..." Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?"Sang Ibu memberinya buku dan berkata.... "Pelajari tentang dia..."ia pun mengambil buku itu"MUHAMMAD", judul buku yang tertulis di buku itu.

Tuesday, April 17, 2007

I Cried For My Brother Six Times

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan diriku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.
Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.
Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya! "
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun.
Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.
Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya merengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.
"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan, saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas) .
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, " Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana !"
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?
Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu? "
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. ..."
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!"
Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya.
"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."
Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota .. Berkali-kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.
Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan menjadi buah bibir orang?"
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?"
Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.
"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih kepadanya adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
.

Thursday, April 12, 2007

Kiat - Kiat Malam Pertama

Banyak yang bilang, malam pertama adalah malam terindah dalam hidup seseorang. Tetapi ada baiknya Anda dan pasangan melakukan persiapan yang matang dan tidak terburu-buru menghadapi malam indah itu. Kalau tidak, keindahan itu akan berubah menjadi bencana yang akan sangat menyakitkan, mengerikan dan bahkan mengancam keindahan bulan madu Anda.

Menyiapkan malam pengantin secara fisik maupun psikis amat penting.Terutama bagi pasangan yang belum lama pacaran atau bahkan belum saling mengenal. Hubungan seks yang dilakukan saat kondisi tubuh sedang lelah, sebenarnya tidak baik. Begitu pula jika dilakukan dengan terburu-buru dan tanpa proses ‘pemanasan‘. Sebab dalam keadaan tidak mood, hubungan seks akan menimbulkan rasa perih yang luar biasa pada wanita. Yang lebih parah adalah bila otot vaginanya terkunci. Untuk menghindari kejadian tersebut, ada baiknya para calon pengantin mengikuti tips di bawah ini :

Pertama
Sejak dua-tiga bulan menjelang hari H, sebaiknya para calon suami sudah mulai berlatih mengendalikan diri agar tidak cepat mengalami ejakulasi. Akan lebih baik jika saat puncak dicapai suami, setelah istrinya mengalami lebih dari satu kali orgasme.


Kedua
Banyak pria yang mengalami ejakulasi dini pada malam pengantinnya. Ini bukan hanya memprihatinkan, tetapi juga mengecewakan para istri. Untuk mencegahnya diperlukan latihan (baca ‘pertama‘) juga sebaiknya para suami tidak terburu-buru dalam melakukan penetrasi. Dan istri, sebaiknya juga tidak memaksakan diri dengan iya-iya saja. Melainkan harus berani mengatakan (tentu saja dengan halus dan tetap romantis) bahwa dia belum siap untuk malam itu. Kesiapan istri sangat penting karena jika dipaksakan, hanya sekedar agar tidak mengecewakan suami, akan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak menyenangkan.


Ketiga
Sebelum mulai berhubungan ciptakan dulu suasana romantis. Misalnya dengan saling bertukar khayalan tentang malam pertama yang bagaimana yang dikhayalkan suami, dan sebaliknya. Umumnya wanita butuh waktu lebih panjang untuk mencapai puncak rangsangan. Tapi , jangan janjikan apa-apa agar dia tidak kecewa jika ternyata malam pertama tidak seperti yang dia impikan.


Keempat
Siapkan alat kontrasepsi (kondom) bila Anda berdua belum siap menimang bayi atau tak ingin suami mengalami ejakulasi dini. Banyak pengantin pria yang mengalami peristiwa memprihatinkan itu pada malam pertamanya. Karena itu, persiapkan diri Anda dan pasangan agar tidak mengalaminya.


Kelima
Jangan menggunakan obat pembangkit gairah untuk malam pertama. Laluilah segalanya secara alami, karena sebenarnya obat-obatan yang seperti itu hanya dibutuhkan oleh para penderita impotensi/ frigiditas atau gangguan lain yang sejenis itu.

Keenam
Jika upaya penetrasi selalu mengalami kesulitan, padahal Anda berdua sudah beberapa hari bersabar dan selalu melakukannya dengan perlahan, ada baiknya menggunakan cairan pelumas khusus (gel lubricant) yang seperti air, yang bisa dibeli di apotik-apotik besar. Cairan tersebut tidak berbau dan tidak bewarna.

PS : Tuh Buat Si Oyom (yang Minta tips ini) ama Mas alphin Yang Bentar Lagi Melepas Keperjakaanya hehehe....

Gosip Panassss





gwahahahaha tuh kannn bener si mulan ada affair ama dhani look at that foto....

ini adalah gosip terpanasssss....hottt... halahh....

Tuesday, April 10, 2007

7 Alasan Cicak Jatuh

7 Alasan Mengapa Cicak Jatuh :

1. Karena terkilir

2. Karena melamun

3. Lupa pegangan

4. Karena salah langkah

5. Karena capek

6. Dindingnya cilin

7. Karena terpesona liat tampang loe!

Smiley Sunglasses



Movie Review : Cassino Royale 2






Film ini termasuk Yang ndesooo banget dibintangin ama Tukul Arwana, Peppy, Ngatini, Ngatiyem.... ceritanya adalah seorang anak yang di sobhek-sobhek ama ibunya setelah melakukan perjalanan panjang bersama kutu-kupret dan melakukan kristalisasi keringat

ghehhehe... pokoknya ni Film katrooo buangettt....



(maap kalo Postingannya aneh emang gw lagi stress.... )

Tornado




Tuesday, April 3, 2007

CHAYOOOO

Hari ini gue baru sempet lagi posting-postingan Blog.. soalnya belakangan ini emang jam kerja gue padeeeeeetttt banget kadang gw ampe rumah jam 11 malem weleh-weleh....duhh... ga enak sama si aa yang di rumah atuh ksian kadang nungguin ampe ketiduran..... hhh.... hari ini ame seminggu kedepan si bibi dirumah ngga bisa masuk euy.... alhasil kayanya mo nebeng nyuci dirumah ortu....berhubung mesin cuci di rumah lagi pada ngadat.... gimana yaa gue ngerjainnya berangkat pagiiiii pulang larut malem.... ghaaaaa.....(pake gayanya ebichu), sebenernya nih badan dah ga kuat tapi yaaa dikuat-kuatin lah lha wong tanggung jawab....
tanggung jawab jadi karyawan, tanggung jawab jadi istri, ama tanggung jawab jadi anak.... naaahhh yang dua terakhir tuh masih susah euy.... tanggung jawab jadi istri... gimana ya... kayanya selama gue kerja gue jadi menelantarkan suami..(maapkan aku sayaaang...) abis biasanya aku meladeni dia makan..dsb..dsb... sekarang aga terbengkalai... apalagi tanggung jawab jadi anakkk.... halahhh.... itu yang bikin gue tambah setress skripsi lom kelar-kelar euy....
(maapkan aku bapaaakkk).... tapi TETEP SEMANGATTTTT !!!!!


CHAYOOOO.................

Sunday, April 1, 2007

Beda Suka, Cinta dan Sayang

Dihadapan orang yang kamu cintai, musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah...Dihadapan orang yang kamu sukai, musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikit...

Dihadapan orang yang kamu cintai, jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat...Dihadapan orang yang kamu sukai, kau hanya merasa senang dan gembira saja...

Apabila kamu melihat kepada mata orang yang kamu cintai, matamu berkaca-kaca. ..Apabila kamu melihat kepada mata orang yang kamu sukai, kamu hanya tersenyum saja...

Dihadapan orang yang kamu cintai, kata2 yg keluar itu dari perasaan yang terdalam...Dihadapan orang yang kamu sukai, kata2 hanya keluar dari pikiran saja...

Jika orang yang kamu cintai menangis, kamupun akan ikut menangis disisinya...Jika orang yang kamu sukai menangis, kamu hanya menghibur saja...

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan... rasa suka dimulai dari telinga...Jadi jika kamu mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga...

Tapi apabila kamu mencoba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi tetesan air matadan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama...

Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada perasaan yang lebih mendalam yaitu rasa sayang, rasa yang tidak hilang secepat rasa cinta... rasa yang tidak mudah berubah...Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi...Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi

Cinta itu ingin memiliki...Tetapi Sayang hanya ingin melihat orang yang disayanginya bahagia... walaupun harus kehilangan.. ....